Sabtu, 06 Juni 2015

si Nakal Vibrio vulnificus pada Seafood



Kita tahu bahwa kita ini hidup di dunia tidak akan bisa jauh dengan benda yang namanya mikroba, dimanapun kita berada pasti disitu ada mikroba. Pembahasan artikel kali ini adalah mengenai bakteri non fotositentik, khususnya mengenai mikroba Vibrio vulnificus, apa sih peranan bakteri tersebut pada manusia??, karena Vibrio vulnificus merupakan mikroba yang cukup berbahaya bagi manusia, sehingga penulis disini ingin memaparkan kaitan mikroba Vibrio vulnificus dengan seafood. Dimana makanan Seafood merupakan makanan yang cukup di gemarilah oleh masyarakat secara umum, tapi dan tapi ternyata kita sekarang harus mulai waspada loh mengenai makanan Seafood. LOH, KENAPA???? Simak yuk...

Vibrio vulnificus merupakan Mikroba yang umumnya hidup membentuk koloni di tiram, remis, plakton, maupun kepiting yang hidup di perairan asin.  Nah.. dari sebait kalimat tersebut mungkin para pembaca sudah agak faham kan mengenai kaitan bakteri Vibrio vulnificus dengan seafood, dan ternyata bakteri tersebut memiliki peran yang merugikan bagi manusia. Sebelum kita mengetahui penyakit yang di timbulkan oleh bakteri Vibrio vulnificus, mungkin kita harus mengenal terlebih dahulu karakteristik dari si bakteri tersebut ya, Vibrio vulnificus merupakan mikroba patogen gram negatif, motil, memiliki fimbria dan kapsul. Kapsul pada Vibrio vulnificus memegang peranan penting dalam penentuan sifat patogeniknya. Vibrio vulnificus yang tidak berkapsul ditemukan tidak bersifat patogen. Vibrio vulnificus  secara alami berada  di daerah perairan hangat (halofilik obligat) yang tumbuh baik di lingkungan laut tropis maupun subtropis. Jumlah organisme ini tergantung suhu air laut, yang biasanya jumlah lebih banyak ditemukan pada musim panas. Bakteri ini ditemukan sebagai patogen di tiram pada tahun 1976 dan kasus infeksi pertama pada manusia oleh Vibrio vulnificus didokumentasikan pada tahun 1979. Bakteri ini hidup dengan memfermentasi laktosa baik dalam keadaan aerobik maupun anaerobik dan tergolong jenis parasit oportunistik. Untuk lebih jelasnya lagi penulis paparkan Lingkungan pertumbuhan dari si Vibrio vulnificus:
·         Temperatur :temperatur optimum berkisar 37ºC. Dalam tubuh tiram, suhu optimal pertumbuhan adalah 30ºC.
·         pH : pH optimum adalah 7,8. Range pH untuk hidup 5-10.
·         Salinitas : konsentrasi NaCl optimum 2,5 %. Range konsentrasi NaCl untuk hidup 0,5-5,0 %. (Daniels,2000)


Setelah kita mengenal tentang Vibrio vulnificus, sekarang penulis ingin membahas mengenai Infeksi dari si Vibrio vulnificus yang tergolong cukup berbahaya, namun infeksi oleh bakteri ini tidak pernah terjadi secara meluas sih. Contoh kasus-kasus infeksi oleh Vibrio vulnificus ditemukan secara sporadik di daerah-daerah pantai Amerika Serikat, New Zealand, dan Jepang. Infeksi Vibrio vulnificus di Amerika Serikat 95% terjadi saat laut hangat antara Bulan Mei dan Oktober.

Menurut Nair dalam bukunya ‘‘Emerging foodborne pathogens, Vibrio vulnificus merupakan kerabat dekat Vibrio cholerae penyebab kolera dan Vibrio parahaemolytic penyebab diare akut. V. vulnificus diketahui dapat menyebabkan tiga jenis penyakit yaitu GASTROENTERITIS (5-10% kasus), SEPTIKEMIA PRIMER (45% kasus), atau LUKA INFEKSI (45% kasus). Pada orang sehat,  konsumsi makanan dari hasil laut yang terkontaminasi V. vulnificus bisa menyebabkan Gastroenteritis dan dapat berakibat orang tersebut mengalami diare, muntah dan sakit perut. Gejala ini biasanya terjadi sekitar 16 jam setelah infeksi dan digolongkan sebagai self-limiting dissease dimana sangat bergantung pada kondisi tubuh setiap individu dan dapat sembuh dengan sendirinya. Kslau pada individu yang rentan (mereka yang menderita beberapa bentuk penyakit kronis seperti penyakit hati, atau AIDS) dapat menyebabkan Septikemia Primer, dimana bila sudah begitu akan menimbulkan infeksi berat yang dapat berujung pada kematian (mencapai >50%) serta sekitar 90% orang yang terinfeksi V. vulnificus memerlukan rawat inap.

Septikemia Primer umumnya terjadi setelah makanan yang mengandung V. vulnificus dikonsumsi, kemudian bakteri masuk ke aliran darah melalui saluran pencernaan dan menyebar keseluruh tubuh. Septikimia Primer kebanyakan terjadi pada orang yang rentan/memiliki penyakit kronis dengan dosis infeksi berkisar antara 100 sel. Penyakit ini umumnya mulai timbul 7 jam - 2 hari setelah terpapar (kebanyakan 36 jam setelah gejala awal terjadi). Gejala awal penyakit ini diantaranya demam dan badan menggigil yang disertai dengan mual, muntah dan diare. Dapat juga diikuti dengan penurunan tekanan darah secara drastis sehingga tak jarang berujung pada kematian. Mayoritas penderita juga mengalami lecet pada kulit yang sangat menyakitkan. Kulit awalnya tampak merah dan kemudian akan mejadi seperti lecet dan terkelupas menjadi bisul nekrotik (bisul yang timbul akibat sel-sel kulit yang mati). Bila hal ini sampai terjadi, tindakan amputasi sangat dianjurkan untuk mencegah infeksi yang meluas.

Luka infeksi terjadi bila luka pada kulit atau lecet mengalami kontak langsung dengan air laut yang mengandung V. vulnificus. Infeksi ini biasanya dimulai dengan pembengkakan, kemerahan, dan rasa sakit di sekitar luka yang terinfeksi. Luka nantinya akan melepuh, berisi cairan dan mengembang yang dapat mengakibatkan nekrosis jaringan. Sekitar 50% pasien yang mengalami luka infeksi akibat V. vulnificus memerlukan amputasi. Pada beberapa pasien, infeksi ditemukan menyebar ke aliran darah dan berakibat pada kematian.

Karakteristik luka yang muncul pada infeksi Vibrio vulnificus di kaki pasien dengan gangguan hati. B. Munculnya gejala infeksi Vibrio vulnificus satu hari setelah luka terjadi karena goresan tulang ikan. C. Bakteri yang diisolasi dari sampel darah penderita.


            Namun tenang aja guys, infeksi dari si nakal Vibrio vulnificus itu ada obatanya, salah satu obat dari infeksi tersebut adalah menggunakan antibotik.
Penggunaan antibiotik untuk penanganan antara lain:
  • Doxycycline (100 mg PO/IV dua kali sehari untuk 7-14 hari) dan generasi ketiga cephalosporin ( Misal: ceftazidime 1-2 g IV/IM setiap delapan jam), maupun tetrasiklin.
  • Pada anak-anak, dimana tidak dapat digunakan doxycycline, dapat digunakan trimethoprim-sulfamethoxazole ditambah aminoglycoside.

Tapi pasti pada ingat kan kata pepatah yang  “lebih baik mencegah daripada mengobati”, nah kita ternyata bisa nih melakukan pencegahan terlebih dahulu agar tidak terinfeksi akibat Vibrio vulnificus pastinya. Apa aja sih pencegahan yang bisa dilakukan, Pencegahan infeksi Vibrio vulnificus itu bisa dilakuakan dengan memperhatikan makanan laut (seafood) yang mau kita konsumsi, seafood yang di konsumsi itu harus sudah masak, jangan pernah membiasakan mengkonsumsi seafooad dalam keadaan mentah ya.. cara pemasakan kerang juga harus diperhatikan loh ternayata, kerang direbus sampai cangkang membuka dan lanjutkan perebusan selama lima menit, kemudian kerang diuapkan sampai cangkang membuka dan lanjutkan penguapan selama sembilan menit  dan untuk orang yang beresiko tinggi terhadap munculnya gejala serius oleh infeksi Vibrio vulnificus, sebaiknya menghindari makanan laut, terutama tiram, walupun telah dimasak dengan baik, kalau terdapat luka pada bagian tubuh, jangan membiarkan luka tersebut terbuka dan terpapar air laut. Ketika melakukan kegiatan di daerah perairan asin harus diperhatikan terlebih dulu pelindung buat tubuh kita seperti menggunakan sarung tangan dan sepatu boot. Mungkin hal-hal semacam itu  hal yang mudah dilakukan ya.. akan tetapi terkadang melupakan hal yang remeh tersebut sehingga kita tiba-tiba terinfeksi oleh bakteri yang sebelumnya tidak ketahui.

Referensi:
Daniels N and Shafaie A. A Review of Pathogenic Vibrio Infections for Clinicians. J Infectious Medicine 17(10):665-685. 2000.

Feliatra. Identifikasi bakteri patogen (Vibrio sp) di perairan Nongsa Batam    propinsi Riau. J Natur Indones 1I(1):28-33. 1999.

Interstate Shell-Fish Sanitation Conference. Vibrio vulnificus: FACT SHEET FOR HEALTH CARE PROVIDERS. 2001.

Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s. Mikrobiologi Kedokteran. Surabaya : Salemba Medika. 2007.

Nair, G.B., Faruque, S.M. and Sack, D.A. Vibrios in ‘‘Emerging foodborne pathogens.’’ ed. Motarjemi, Y. and Adams, M. Cambridge. Woodhead Publishing Ltd, 2006, 332–372.

Sabtu, 25 April 2015

Infeksi Mata Oleh Mikroorganisme


       Mungkin kebanyakan orang sudah tidak asing lagi dengan kata mata dan juga mikroorganisme. Mata merupakan salah satu indra dari ke enam indra yang di miliki oleh makhluk hidup terutama manusia, indra ini memiliki peranan penting dari kehidupan karena mata disini berfungsi untuk alat mengetahui segala objek yang ada di muka bumi ini. Sedangkan mikroorganisme merupakan organisme yang sangat kecil, karena diambil dari kata “mikro” yang artinya kecil sehingga mikrooganisme dapat di artikan sebagai organisme yang tidak bisa dilihat oleh mata kita sendiri tanpa alat bantu apapun, tapi mikroorganisme tetap bisa di lihat serta di amati oleh manusia kalau menggunakan alat, salah satunya ada alat yang bernama mikroskop. Sebelum kita mengetahui serta memahami mengenai mikroorganisme penyebab infeksi mata, lebih baik kalau kita memahami mengenai mata dan mikroorganisme terlebih dahulu. 
   Sebagai indra penglihatan yang memiliki fungsi penting tentunya mata memiliki bagian-bagian, dimana bagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing sehingga indra penglihatan kita itu dapat berfungsi secara sempurna karena kerjasama atas bagian-bagian mata tersebut. 
    Menurut Adadun, 2014, bagian-bagian mata terdiri atas organ luar dan organ dalam. Organ Luar mata terdiri atas: 
1. Bulu Mata Berguna untuk menjaga mata dari benda asing yang akan masuk kedalam mata, seperti debu, pasir, dan lain-lain. 
 2. Alis Berfungsi untuk menahan air keringat dari kening (dahi) yang jatuh dan masuk kedalam mata.
3. Kelopak mata Kelopak mata berfungsi untuk menjaga mata bagian depan bola mata dari benda asing dari luar. Benda-benda ini seperti debu, asap, dan goresan. Kelopak mata juga berfungsi untuk menyapu permukaan bola mata dengan cairan dan untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk kemata. 
 4. Lakrima kelenjar Kelenjar air mata (lakrima) fungsi Menghasilkan air mata untuk melembabkan mata beguna menjaga mata lembab, membersihkan mata dari debu dan membunuh kuman yang masuk ke mata. 
Adapun Organ dalam mata terdiri atas :
 1. Kornea (selaput bening) Kornea atau korneos merupakan bagian dari bola mata yang terletak di depan dan tembus pandang. Sifat tembus pandang (transparan) memungkinkan cahaya untuk masuk dan mencapai layar yang berisi sel-sel yang menerima cahaya dalam bola mata. Sisi luar kornea tertutup oleh air mata, sementara cairan berair yang terkandung di dalamnya. Kornea berfungsi untuk melindungi mata serta melakukan refraksi pada lensa mata. Kornea juga melayani menerima semua cahaya yang masuk ke mata.
 2. Iris Iris Merupakan bagian dari mata yang mengatur pupil besar kecilnya. Iris juga dapat memberi warna mata seperti hitam dan coklat kemerahan untuk orang asia, biru dan hijau untuk masyarakat Eropa dll. 
3. Pupil Pupil adalah sebuah lubang kecil di tengah iris yang mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke dalam bola mata. Ketika cahaya terlalu terang, pupil akan lebih kecil, dan sebaliknya bila kurang cahaya (gelap) pupil akan melebar. pupil yang dibentuk oleh iris. 
4. Lensa Mata Lensa mata berfungsi untuk membentuk sebuah gambar pada retina. Untuk menjadi bayangan yang tepat terbentuk pada retina sehingga dapat dilihat dengan jelas. Untuk mengatur bayangan selalu jatuh pada retina, lensa dapat menebal dan menipis disesuaikan dengan jarak benda ke mata. Bayangan yang terbentuk pada retina adalah nyata, terbalik diperkecil. 
5. Akomodasi otot Fungsi akomodasi otot lensa yang menarik dan mendorong lensa mata dari mata yang dapat menebal dan menipis. 
6. Retina Retina adalah layar pada mata untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa mata. Retina adalah bagian dari mata yang sensitif terhadap cahaya. 
7. Bintik-bintik kuning Bintik-bintik kuning adalah yang paling sensitif terhadap cahaya. Ketika bayangan sebuah benda jatuh pada bintik-bintik kuning objek akan terlihat sangat jelas. 
8. Bintik Buta Blind spot merupakan bagian yang tidak sensitif terhadap cahaya. Ketika bayangan benda jatuh tepat di blind spot, objek tidak terlihat oleh mata.
 9. Saraf optik Fungsi saraf ini untuk rangsangan cahaya yang datang dari retina ke otak. Pekerjaan sendiri adalah melanjutkan bahwa rangsangan cahaya ke otak. Saraf optik membawa semua informasi untuk diproses di otak. Pada akhirnya kita dapat melihat sebuah benda atau objek. 
10. Aqueous humor adalah cairan transparan yang menyerupai plasma berlendir, tetapi memiliki konsentrasi protein rendah. Cairan ini diproduksi oleh silia tubuh, struktur yang mendukung lensa. 
11. Sklera Merupakan bagian dari dinding putih mata. Rata-rata ketebalan 1 milimeter tetapi dalam otot irensi, menebal menjadi 3 milimeter. 
12. Vitreous Humor Sering disebut sebagai badan vitreous atau vitreous adalah gel yang mengisi ruang antara lensa dan retina di mata mata manusia atau vebrata lainnya. 
    Miroorganisme merupakan organisme kecil yang bisa menyerang sistem kekebalan manusia, salah satunya menyerang mata manusia. Penyerangan tersebut dapat berupa penyakit atau infeksi. Mikroorganisme yang menyerang manusia itu bisa berupa virus, bekteri, jamur ataupun parasit. Dalam hal ini, kita membahas mengenai infeksi pada mata. Munculnya infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dalam rantai infeksi. Adanya patogen tidak berarti bahwa infeksi akan terjadi. Mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit disebut pathogen (agen infeksi), sedangkan mikroorganisme yang tidak menimbulkan penyakit/kerusakan disebut asimtomatik. Penyakit timbul jika pathogen berkembang biak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal. Jika penyakit bisa ditularkan dari satu orang ke oranglain, penyakit ini merupakan penyakit menular (contagius). Mikroorganisme mempunyai keragaman dalam virulensi/keganasan dan beratnya suatu penyakit. (kamen, 2005)
     Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit. Dalam Kamus Keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi. (kamen, 2005) Jika kita tidak bisa menjaga kesehatan mata kita, maka banyak sekali mikroorganisme yang bisa menyerang indra penglihtan kita tersebut berupa Konjungtivis (mata merah muda atau merah) yang merupakan peradangan konjungtiva dan bagian dalam permukaan kelopak mata. (kamaruddin, 2013). Macam-macam mikroorganisme yang menginfeksi mata, ada yang berupa bakteri contohnya Neisseria gonorrhoea dan Chlamydia trachomatis yang merupakan mikroorganisme konjungtiva. (sylvia, 2009).

   Neisseria gonorrhoeae memiliki ciri-ciri berupa Diplococcus gram negatif, memiliki bentuk seperti ginjal tersusun berdua-dua (pair kidney beans), Koloni pada media Thayer Martin berukuran kecil dan jernih seperti titik embun, Penyakit yang di timbulkan pada mata berupa conjunctivitis (opthalmia neonatorum) dengan Cara penularan : penyakit STD, infeksi pada neonatus terjadi melalui mukosa mata dari mukosa vagina (jalan lahir) yang terinfeksi. (sylvia, 2009)

   Chlamydia trachomatis merupakan obligat intraseluler dinding sel kaku (rigid), tidak mempunyai lapisan peptidoglikan/muramic acid (gram positif), replikasi dimulai dari elementary body (spore like), memasuki sel dan mengalami reorganisasi dan menjadi besar (reticulate body) dan terjadi pembelahan biner, penyakit yang di timbulkan berupa Trachoma dan penyakit genital tract yang menularkan ke mata neonatus, cara penularannya melalui kontak tangan ke mata dan hanya menginfeksi manusia. Selain berupa bakteri, ada yang berupa virus yang juga ditularkan melalui mukosa mata berupa penyakit Keratokonjungtivitis contohnya Herpes simpleks virus. Sedangkan yang berupa jamur salah satu contohnya adalah Candida albicans yang menimbulkan penyakit keratomycosis (corneal infection). (Anonim, 2010)
       
   Kita dapat mengetahui apakah kita terinfeksi mi kroorganisme atau tidak dengan melihat ciri-ciri yang ditimbulkan oleh mata kita, yakni Mata kta terlihat merah, adanya kotoran pada mata (air, lendir, nanah) mata terasa tidak nyaman/sakit mata berupa pembengkakan dan di daerah sekitar mata itu terasa gatal yang terus menerus sehingga penglihatan kita buram dan kalau infeksinya parah bisa sampai kelopak mata mengelupas.
    Mata tidak begitu saja mudah terinfeksi oleh bakteri, virus ataupun mikroorganisme lainnya karena mata memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri yang akan menginfeksinya, pada mata memiliki air mata yang berfungsi sebagai antibakteri pada mata karena air mata mengandung cairan yang disebut lisozom yang dapat membunuh sekitar 90 – 95 peratus bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat - tempat yang mengandung bakteri hanya dalam waktu 5 menit. Maka dari itu tidak semua orang mudah terinfeksi matanya oleh bakteri kecuali orang-orang yang
benar-benar imunitasnya menurun.

Referensi
Baratawidjaja, Karnen. Imunologi Dasar Edisi ke-7. Jakarta: FKUI. 2006.

Bloom.  Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta: EGC. 2002.

Muliawan, Sylvia Y. Bakteri Intraseluler Obligat (Chlamydia dan Rickettsia). Jakarta: Erlangga. 2009.

Anonim, Mikrooorganisme penyebab infeksi pada mata. http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000121-special-senses-system/sss155_slide_mikroorganisme_penyebab_infeksi_mata.pdf. Diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul 19.45 WIB.

Dudung, 16 Bagian Mata Manusia dan Fungsinya. http://www.dosenpendidikan.com/16-bagian-mata-manusia-dan-fungsinya/. 2014. Diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul 22.40 WIB.

Edhie, Mikroorganisme Penyebab Infeksi Mata. http://ocw.usu.ac.id/course/download/111-SPECIAL-SENSES-SYSTEM/sss20102011_slide_mikroorganisme_penyebab_infeksi_pada_mata.pdf. tt. . Diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul 21.10 WIB. 
Kamaruddin, Makalah Mikroorganisme. http://mahasiswa.ung.ac.id/613412100/home/2013/1/5/makalah_mikroorganisme.html. 2013. Diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul 21.10 WIB.